Menentukan Variabel X dan Y dalam metodologi penelitian
-
Tentukan variabel y (variabel tergantung/variabel yang mengikat) nya, usahakan
pilih variabel yang menarik, paling penting dan yang akan menjadi sorotan
-
Identifikasi, yaitu variabel tegantung itu dipillih dari faktor apa saja.
Misal ada 3 variabel x (pembatasan
masalah, variabel bebas) dan 1 variabel y. Sumber masalah disesuaikan
dengan pembatasan masalah. Misal, berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka
dapat ditentukan sebagai bla bla bla
-
Judul dan
-
Latar belakang menguraikan isi dari penelitian, karena itu meskipun latar
belakang berada di halaman awal, penyelesaian sub bab ini selalu disempurnakan
paling akhir.
-
Informasi yang dipadukan dengan standar
-
Teori:
Misal, penelitian dengan 3
variabel dan satu variabel y, maka dari judul tersebut akan terdapat
lebih dari 3 permasalahan, yaitu:
a. Hubungan antara
variabel x1 dan y
b. Hubungan antara
variabel x2 dan y
c. Hubungan antara
variabel x3 dan y
d. Hubungan x1 dan x2
e. Dst.
-
Anjuran: gunakan jurnal,jangan skripsi, disertasi atau tesis
-
Hasil penelitian harus dipetakan (dengan data)
-
Manajemen lebih sering penelitiannya menggunakan variabel laten
Cerdas dalam
menentukan Variabel Penelitian!
Penelitian sering dilakukan oleh kita terutama guru. Termasuk saya atau
teman-teman yang lain terkadang sulit untuk menentukan judul penelitiannya. Ini
ada beberapa tips yang unutk menentukan variable dalam penelitian :
1. Tentukan pemasalah utamanya apa? Permasalahan utama
ini kita sebut Y. Y merupakan variable terikat yang dijadikan inti penelitian
kita. Contoh : Hasil Belajar
2. Faktor permasalah, kita sebut X, X ini adalah variabel
bebas. Biasanya dalam penelitian tesis variabelnya minimal 2 variabel. Misalnya
: Hubungan Metode Ceramah dan Metode Kelompok dengan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VII SMP ‘X”. ATAU Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Kelompok
Terhadap hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP “X”.
Dari contoh yang saya buat : Variabel bebas (X1 = Pengaruh metode ceramah ,
X2 = Pengaruh metode kelompok, dan variable terikat adalah Y = Hasil belajar
Matematika).
Kita garis bawahi untuk Pengaruh menggunakan penghubung dengan variable
terikat yaitu : ‘terhadap’ sedang untuk Hubungan gunakan kata penghubung
varibel terikatnya “dengan”.
3. Variabel yang kita tentukan, kita siapkan dulu apakah
banyak teori-teorinya atau tidak, juga pandapat para ahli apakah banyak atau
tidak. Satu variable minimal 10 teori untuk penelitian tesis misalnya.
4. Lalu yang terakhir tentukan apakah penelitian yang
kita memungkinkan untuk kita lakukan atau tidak. Lihat dari lokasi/tempat,
biaya, dsb……
Demikian dari saya…mudah-mudahan bisa membantu saya dan teman-teman dalam
melakukan penelitiannya.
Untuk Guru biasanya melakukan PTK, tentukan saja variabel yang sederhana
dan cukup satu variabel bebas…..Kalau saya salah menjelaskan mohon dikoreksi,
karena saya juga masih belajar….terimakasih
Penulis : Pascasarjana penelitian dan evaluasi pendidikan, Thank’s
Prof.Dr.Sofyan untuk ilmu metodologi peneliannya…!!
Bagaimanakah
Menentukan Judul Penelitian ?
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun tugas
akhir (skripsi, tesis atau disertasi) adalah menentukan judul penelitian.
Kesulitan untuk menentukan judul penelitian ini sangat terasa, khususnya bagi
para peneliti muda yang akan memulai menekuni bidang penelitian atau para
mahasiswa yang akan menyelesaikan masa studinya melalui kegiatan penelitian.
Kesulitan-kesulitan yang dialami untuk menentukan judul penelitian
diantaranya tampak dari beberapa fenomena sebagai berikut:
- Judul
usulan penelitian yang diajukan ditolak. Alasan penolakan judul usulan penelitian yang diajukan antara lain disebabkan
oleh: (a) Judul yang diajukan tidak atau kurang jelas, baik menyangkut
variabel maupun objeknya. Judul yang baik, harus jelas variabelnya, apakah
penelitian itu melibatkan satu variabel, dua variabel atau lebih, serta
mana variabel yang menjadi variabel bebas dan variabel terikatnya. Selain
itu agar judul yang diusulkan jelas, perlu memperhatikan atau disertakan
objek penelitian pada variabel yang dikaji. Misalnya, seseorang ingin
meneliti tentang masalah pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai pada
suatu perusahaan. Maka judul yang dapat ditulis adalah: “Pengaruh
Pengawasan Kepala Bagian Distribusi terhadap Kinerja Pegawai Bidang
Pelayanan Air Bersih pada PT X”. Berdasarkan contoh tersebut, dapat
dijelaskan sebagai berikut. Variabel yang dikaji adalah variabel
pengawasan sebagai variabel bebas (X) dan variabel kinerja sebagai
variabel terikat (Y). Pada variabel pengawasan perlu diikuti dengan
objeknya, pengawasan siapa, misalnya tadi pengawasan kepala bagian
distribusi. Begitupun pada variabel terikatnya, dalam contoh ini kinerja,
perlu diikuti oleh objeknya, kinerja siapa, misalnya kinerja pegawai
bidang pelayanan air bersih.
- Judul yang
diajukan tidak atau kurang relevan dengan bidang ilmu (core competence)
yang ditekuni oleh seseorang. Contoh, seorang mahasiswa pada jurusan manajemen perkantoran, membuat
judul usulan penelitian dengan topik kajian tentang pemasaran. Tentu saja
ini tidak relevan untuk dikaji karena topik kajian tentang pemasaran
relevan untuk dikaji oleh mahasiswa pada jurusan manajemen pemasaran.
Meskipun misalnya pada jurusan manajemen perkantoran ini ada mata kuliah
pemasaran yang dipelajari oleh mahasiswa tersebut. Kenapa harus ada
relevasi bidang ilmu yang ditekuni seseorang dengan tema yang akan
diteliti, ini berkaitan, khususnya, dengan kedalaman kajian atau
pembahasan hasil penelitian nantinya. Oleh karena itu harus ada relevansi
antara Judul yang diajukan dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh
seseorang.
- Ketidaksesuaian
antara judul penelitian dengan masalah yang dikaji.
- Judul
penelitian yang diusulkan sebagai topik kajian tidak didukung oleh
bukti-bukti atau data empirik yang dapat menunjukan bahwa topik tersebut
layak untuk diteliti.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimanakah caranya menentukan
judul penelitian? Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan
judul penelitian adalah melakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan
merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan persiapan yang dilakukan oleh
seorang peneliti, dengan tujuan untuk menentukan objek dan subjek penelitian
yang tepat, dan sesuai dengan tema penelitian yang menjadi fokus kajian
peneliti.
Objek penelitian, berkaitan dengan variabel-variabel yang dipilih oleh
peneliti, baik variabel masalah maupun variabel-variabel yang diduga merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel masalah. Dengan demikian, penentuan
variabel-variabel penelitian melalui studi pendahuluan merupakan salah
satu upaya dari peneliti untuk memilih variabel-variabel yang tepat, dan secara
empirik merupakan variabel masalah dan juga variabel penyebab yang determinan,
sebagai mempengaruhi variabel masalah.
Hal ini berarti bahwa untuk melakukan penelitian atau memperoleh hasil
penelitian yang berkualitas, bermanfaat dan bermakna, maka seorang peneliti
tidak cukup hanya berdasarkan pada teori-teori saja dalam menentukan
variabel-variabel penelitiannya, karena belum tentu variabel-variabel yang
dipilih berdasarkan teori-terori tadi, merupakan variabel yang sesuai secara
empirik perlu untuk diteliti. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan apabila
seorang peneliti dalam menentukan judul penelitiannya, melakukan studi
pendahuluan di samping melakukan kajian teori.
Sementara subjek penelitian, berkaitan dengan responden. Memilih responden
yang tepat merupakan satu keharusan untuk memperoleh data atau informasi yang
memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Oleh karena itu peneliti
harus menetapkan responden yang reliabel (terpercaya) dalam memberikan data
atau informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti.
Memilih responden yang terpercaya antara lain dilakukan dengan mengkaji
karakteristik-karakteristik yang melekat pada responden tersebut, misalnya
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jenis keahlian yang dimiliki, jenis
kelamin, dan lain sebagainya. Karakteristik-karakteristik yang melekat pada
responden tersebut kemudian disesuaikan dengan kebutuhan akan data atau
informasi yang akan digunakan untuk menjelaskan masalah atau variabel
yang dikaji.
Disinilah pentingnya melakukan studi pendahuluan, karena akan diperoleh
masalah dan judul penelitian yang sesuai dengan kondisi empirik, sehingga pada
akhirnya hasil penelitian akan lebih bermakna dan berkualitas, serta bermanfaat
baik secara ilmiah maupun praktis. Oleh karena itu bagi peneliti sangat dianjurkan
melakukan studi pendahuluan dalam kegiatan penelitiannya.
ips menentukan judul penelitian / skripsi versi saya
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan
permasalahan utama
Ini adalah langkah awal dan yang
paling mudah. Terlebih jika penelitian terdiri atas 2 atau lebih variabel,
tentukan dahulu permasalahan utama atau yang biasa disebut dengan variabel Y. Variabel Y adalah variabel terikat
yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian. Contoh: hasil belajar rendah,
hasil kerja buruk, kinerja rendah dan sebagainya. Yang penting hal tersebut
memang ada alias tidak dibuat-buat. Oleh karenanya, lakukan "penelitian
awal" untuk memperoleh bukti atas adanya masalah. Bisa didapatkan lewat
pengamatan, wawancara, dokumentasi, kuesioner, dll. Hasilnya kemudian dilampirkan
pada proposal penelitian.
2. Tentukan
faktor permasalahan dan buat sesempit mungkin
Faktor
permasalahan biasa disebut Variabel X.
Kita sudah punya variabel Y, contoh:
hasil belajar rendah. Kemudian cari teori ahli
tentang hal-hal yang menentukan hasil belajar. Dari buku Slameto diperoleh hasil belajar dipengaruhi 2 faktor: internal dan eksternal.
Tapi ini belum selesai.
Kenapa? Karena faktor internal dan eksternal juga memiliki sub faktor. Internal: psikis
dan psikologis, sementara eksternal: lingkungan
sosial dan non sosial. Ini
pun masih belum selesai! Karena masih bisa dipersempit.
Faktor internal, sub faktor: psikologis = minat,
sikap, motivasi, persepsi, dsb. Faktor eksternal,
sub faktor: lingkungan sosial = ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, pergaulan, dsb.
Kesimpulannya, usahakan untuk mempersempit cakupan (fokus)
penelitian agar penelitian tidak bias, mengambang dan menimbulkan banyak celah
(bahaya kalo sidang). Sehingga akhirnya, judul penelitiannya bisa dicontohkan
sebagai berikut:
- Hubungan Minat Berwirausaha dengan Hasil Belajar Kewirausahaan
- Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar
- Kontribusi Kelengkapan Fasilitas terhadap Hasil Belajar Praktek
- Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Hasil Belajar
- Pengaruh Pergaulan Luar Sekolah terhadap Hasil Belajar
- Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Hasil Belajar
3. Ada teori ahli pendukung
Tips selanjutnya adalah keberadaan
teori pendukung. Banyak mahasiswa mencari judul penelitian tanpa mempertimbangan
keberadaan teori pendukung hingga akhirnya susah-susah bertualang ke berbagai
perpustakaan atau searching di internet. Dalam penelitian, teori atau
pendapat para ahli amatlah penting. Sebaiknya sebelum judul diajukan, cari
terlebih dahulu buku-buku atau referensi untuk penelitian agar tidak menghambat
proses penyusunan skripsi / proposal nantinya.
4. Mungkin
untuk dilakukan
Apakah peneliti
memiliki relasi, waktu, tenaga atau biaya yang tersedia untuk melakukan
penelitian? Katakanlah peneliti ingin wisuda pada semester ini namun penelitian
pada schedule baru akan selesai pada semester depan, tentu hal ini akan
merugikan atau peneliti ingin meneliti dengan suatu alat, namun alat tersebut
mahal harganya atau hanya ada di negara lain! Hal-hal tersebut harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan sebelumnya, jangan sampai nanti mentok di
proposal. Selesai seminar malah bingung.
Tambahan:
Hal lain yang
perlu ditambahkan adalah proses bimbingan, jangan hanya mengharapkan bimbingan
dari kedua pembimbing. Carilah "pembimbing ketiga", keempat dan
seterusnya. Mereka bisa berasal dari dosen lain, teman-teman, senior bahkan
jika perlu ahlinya. Dari mereka kita bisa mendapatkan informasi dan masukan
yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi / penelitian.
Cara
Menentukan Variabel Penelitian
Menurut catatan Desi Wulandari
dalam
http://destiwd.blogspot.com/2011/10/penentuan-variabel-penelitian-dan.html.,ia
menjelaskan bahwa variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.
Setelah mengemukakan beberapa proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu,
peneliti perlu menemukan variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan
hipotesa berdasarkan hubungan antar variabel. Di samping berfungsi sebagai
pembeda, variabel juga berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lainnya.
Bentuk variabel :
§
Variabel diskrit : dinyatakan dengan angka utuh (hasil perhitungan)
§
Variabel bersambungan : dapat dinyatakan dalam angka pecahan (hasil pengukuran)
Agar dapat
dikelompokkan menjadi satu variabel, dua / lebih atribut tidak boleh ‘tumpang
tindih’ (mutually exclusive). Atribut dalam suatu variabel harus
mencakup semua kemungkinan yang ada dalam suatu variabel (exhaustive).
Dalam penyusunan kuesioner, atribut suatu variabel perlu diketahui secara
lengkap. Contoh, merah dan putih adalah dua dari sejumlah atribut dalam
variabel warna.
Jenis
Hubungan Antar Variabel
A.
Hubungan Simetris
Variabel yang
satu tidak disebabkan / dipengaruhi oleh yang lainnya. Empat kelompok hubungan
simetris :
1. Kedua variabel merupakan indikator
sebuah konsep yang sama.
2. Kedua variabel merupakan akibat dari
suatu faktor yang sama.
3. Kedua variabel saling berkaitan secara
fungsional, dimana satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4. Hubungan yang kebetulan semata-mata.
B.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan
dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel
lainnya. Variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh pada waktu lain.
Contoh, variabel X mempengaruhi variabel Y, pada waktu lainnya varaibel Y
mempengaruh variabel X.
C.
Hubungan Asimetris
Satu variabel
mempengaruhi variabel yang lainnya. Enam tipe hubungan asimetri :
1. Hubungan antara stimulus dan respons.
Hubungan kausal yang umumnya dileliti dalam ilmu eksakta, psikologi dan
pendidikan. Prinsip selektivitas adalah data dasar yang memperhatikan bahwa
kedua kelompok sesungguhnya sama dalam keterbukaan terhadap pengaruh luar
sebelum mendapat stimulus.
2. Hubungan antara disposisi dan respons.
Disposisi adalah kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam situasi
tertentu yang berada dalam diri. Misal, hubungan kepercayaan dengan
kecendrungan makan obat tradisional.
3. Hubungan antara ciri individu dan
disposisi / tingkah laku. Ciri yaitu sifat individu yang relatif tidak berubah
dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4. Hubungan antara prakondisi yang perlu
dengan akibat tertentu. Misal, agar pedagang kecil dapat memperluas uasaha
perlu persyaratan pinjaman bank yang lunak.
5. Hubungan yang imanen antara dua
variabel. Bila variabel satu berubah maka variabel yang lainnya akan berubah.
6. Hubungan antara tujuan dan cara.
Misal, kerja keras dan keberhasilan.
Berbagai
Hubungan Asimetris
A.
Hubungan Asimetris Dua Variabel
Hubungan
antara “variabel pengaruh” dan “varaibel terpengaruh” akan disebut variabel
pokok. Hubungan keduanya merupakan titik pangkal analisa dalam ilmu sosial.
Dalam ilmu sosial hubungan tunggal antar satu variabel dengan variabel lainnya
tidak pernah ada dalam realita.
B.
Hubungan Asimetris Tiga Variabel
Pengaruh
variabel ketiga / keempat dapat “dikontrol” melalui sistem analisa maupun cara
penentuan sampel. Menetralisasi pengaruh variabel luar dengan memasukkannya
sebagai variabel kontrol / variabel penguji dalam analisa. Akal sehat, teori
dan hasil empiris dari penelitian lain merupakan pedoman untuk menentukan
variabel kontrol dalam penelitian. Selain dengan memasukkan variabel ketiga
kedalam analisa, dapat juga mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan
sampel.
1. Variabel penekanan dan variabel
pengganggu
Dari hasil
analisa awal disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antar dua variabel tetapi ketika
variabel kontrol dimasukkan, hubungan menjadi nampak. Variabel kontrol dalam
kasus ini disebut variabel penekan (suppressor variable).
Masuknya
variabel ketiga dalam analisa dua variabel dapat memberikan hasil yang
berlawanan dengan hasil analisa dua variabel saja. Variabel ketiga dalam kasus
ini disebut variabel pengganggu (distorter variable).
2. Variabel-antara
Segala sesuatu
ada penyebabnya, dan tidak begitu saja terjadi. Variabel antara jika masuknya
variabel ini hubungan statistik yang semula nampak antara dua variabel menjadi
lemah / lenyap. Karena hubungan yang semula nampak antar kedua variabel pokok
bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui variabel yang lain.
Untuk dapat menentukan diantara 3
(kelompok) variabel terdapat variabel-antara, diperlukan 3 hubungan asimetris.
A dan B, B dan C, A dan C (lihat gambar di atas).
Menurut Davis
dan Blake (1956) variabel sosial budaya tidak dapat mempengaruhi fertilitas
secara langsung tapi melalui variabel-antara dinamakan variabel Davis-Blake.
Variabel pengaruh dapat melalui variabel antara mempengaruhi variabel2 antara,
dapat secara langsung mempengaruhi variabel terpengaruh.
3. Variabel anteseden
Hasil yang
lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antar variabel. Dan mendahului
variabel pengaruh.
Dalam realita,
hubungan antar dua variabel merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab
akibat yang panjang. Setiap usaha mencari jalinan yang lebih jauh seperti variabel
anteseden akan memperkaya pengertian tentang fenomena yang sedang diteliti.
Kerangka teori
serta akal sehat yang menentukan suatu variabel dapat dipertimbangkan sebagai
variabel anteseden. Untuk itu perlu 3 syarat yaitu :
§
Ketiga variabel saling berhubungan, variabel anteseden dan variabel pengaruh,
variabel anteseden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh.
§
Variabel anteseden dikontrol, hubungan antar variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh tidak lenyap. Variabel anteseden tidak mempengaruhi hubungan antar
kedua variabel pokok.
§
Variabel pengaruh dikontrol, hubungan antar variabel anteseden dan variabel
terpengaruh harus lenyap.
Kesimpulan
Hubungan antar
variabel sosial cukup kompleks. Tugas peneliti adalah mencari hubungan yang
menarik dan penting, yang menerangkan maslah yang diamati. Hubungan tersebut
dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian orang lain, dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesa. Konsep pokok diukur dengan variabel yang diberi definisi
khusus oleh peneliti, agar dapat menguji hipotesa penelitian. Penggolongan dan
penyederhanaan hubungan agar mudah dimengerti. Mempelajari masalah, hubungan
dan memilih variabel dapat menjelaskan hubungan sosial yang dianggap perlu
diperhatikan. Penelitian dari orang lain, pengamatan secara akal sehat, pedoman
baik menentukan variabel kontrol yang tepat
ABSTRAK
Keselamatan Kerja adalah
Perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang dan mencegah kecelakaan
atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan Kerja adalah Individu yang
sehat, bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa
mengganggu aktivitas manusia normal umumnya. Semangat Kerja adalah Sikap mental
manusia untuk membuat hari esok lebih baik dari hari sekarang dan membuat hari
ini lebih baik dari hari kemarin.
Rumusan masalah dalam skripsi ini
adalah berapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap semangat
kerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
program dan juga pengaruh program untuk mengetahui hambatan – hambatan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap semangat kerja karyawan. Teknik
pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
atau interview, daftar pertanyaan atau quitioner, studi dokumentasi dan
observasi. Sedangkan teknik analisis data yang penulis pergunakan adalah dengan
analisa regresi linier berganda dan Uji F.
PT. Soeloeng Laoet adalah badan usaha yang independent
yang bergerak dibidang perkebunan. Dari hasil penelitian penulis di PT.
Soeloeng Laoet, di peroleh kesimpulan bahwa secara parsial, penilaian
keselamatan kerja (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja (Y). Dan begitu
pula kesehatan kerja ( X2) berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja (Y) pada taraf
signifikan 0,05.
Persamaan regresi linier berganda untuk 2 prediktor
(penilaian keselamatan dan kesehatan) adalah Y=15,228 + 0,240
X1 + 0,253 X2 persamaan ini memperlihatkan bahwa
semua variabel bebas (X1 dan X2) memiliki koefisien yang positif, berarti seluruh variabel bebas
(penilaian keselamatan dan kesehatan kerja) mempunyai pengaruh yang searah
terhadap variabel Y (semangat kerja). Variabel X1 memiliki kontribusi relatif yang
paling besar diantara kedua variabel bebas.
Nilai R – Square yang diperoleh adalah sebesar 0,311
menunjukkan sekitar 31,10% variabel Y (semangat kerja) dapat dijelaskan oleh
variabel penilaian keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap variabel Y (semangat
kerja) adalah 31,10% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Dari uji F diperoleh 6,090 dengan F table 3,35
menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, berarti (X1) dan (X2)
penilaian keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Y (semangat kerja).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil mempunyai fasilitas untuk berproduksi dan juga menguji hasil
yang diproduksi dari perusahaan tersebut dan efek dari pekerjaan tersebut
sangat erat kaitannya dengan tenaga kerja. Tetapi efisiensi dan efektifitas
kerja tidak tergantung pada jumlah tenaga kerja yang banyak, melainkan dari
mutu tenaga kerja tersebut.
Khusus di dalam pengaruh semangat kerja karyawan,
banyak terkandung unsur-unsur seperti :
1. Keselamatan Kerja Karyawan
2. Kesehatan Kerja Karyawan
3. Lingkungan yang mendukung pencapaian
prestasi
4. Segala fasilitas-fasilitas yang
disediakan serta kemudahan-kemudahan lainnya.
Untuk meningkatkan semangat kerja
perusahaan memberikan jaminan-jaminan dalam lingkungan kerja, diantaranya :
1. Keselamatan Kerja
Perusahaan juga tidak menginginkan terjadinya
kecelakaan kerja, karena mempengaruhi hasil kerja karyawan.
2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Karyawan
Tanggungan terhadap karyawan
dengan memberikan fasilitas perawatan dan pemeliharaan kesehatan oleh
perusahaan. Perusahaan juga tidak ingin kecelakaan kerja terjadi, karena akibat
dari kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian disegi waktu dan juga disegi
peralatan.
Penempatan dan pembagian kerja
yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki akan memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja dan kesalahan kerja. Perlindungan tenaga kerja yang berupa
keamanan dan keselamatan kerja merupakan perhatian utama di dalam perusahaan.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970, pada tanggal 12 Januari 1970
” tentang keselamatan kerja” merupakan bukti tentang pentingnya keselamatan
kerja di dalam perusahaan.
Perhatian lain juga dituangkan
pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 02/
Men/ 1980, ” tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam menyelenggarakan
kesehatan kerja”.
Karena perhatian keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan perhatian utama dan berpengaruh terhadap semangat
kerja karyawan, maka penulis tertarik terhadap masalah yang terjadi pada
keselamatan dan kesehatan kerja yang tentunya sangat mempengaruhi semangat
kerja karyawan, dengan mengambil judul: ” Pelaksanaan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT.
Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah” .
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas maka perlu diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap semangat kerja karyawan di PT.
Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah ?
2. Bagaimana pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah
Kasih Sei Rampah ?
3. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi semangat kerja karyawan di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih
Sei Rampah ?
C.
Batasan Dan
Perumusan Masalah
Pembatasan masalah sangat penting bagi suatu penelitian yang
berguna untuk menjadikan penelitian terarah pada masalah tertentu. Oleh karena
itu untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran mengenai masalah yang dibahas
serta terbatasnya waktu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka dalam hal
ini penulis hanya membatasi masalah, yaitu Pelaksanaan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan mempunyai tujuan, begitu juga dalam
penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh PT. Soeloeng Laoet
Kebun Sinah Kasih Sei Rampah.
b. Untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan karyawan di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah.
c. Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan terhadap kesejahteraan
karyawan di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, yaitu
sebagai berikut:
a. Sebagai masukan bagi karyawan khususnya di PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah tentang hak memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja.
b. Sebagai bahan pemikiran bagi
perusahaan khususnya PT. Soeloeng Laoet Kebun Sinah Kasih Sei Rampah dalam
menjamin kesejahteraan karyawan yang merupakan salah satu kewajiban terhadap
karyawan dalam mengelola tenaga kerja.
c. Menambah wawasan pengetahuan
penulis dalam bidang kesejahteraan sosial tenaga kerja sebagai salah satu
kebutuhan karyawan yang erat kaitannya dengan tingkat produktivitas tenaga
kerja.